BERSYUKUR
Oleh
Sholihul Hady
Di Banyak daerah-daerah
seluruh wilayah Indonesia terdapat kebiasaan yang dapat kita jadikan sebagai
pencerahan untuk kita renungkan bersama. Kebiasaan tersebut adalah kebiasaan
menjemur padi, kebiasaan tersebut mereka lakukan selama masa panen berlangsung.
Masyarat akan menjemur padinya di bawah terik matahari dan di tempat yang luas.
untuk menjaga agar padi tersebut tidak
digangguan oleh hewan maka salam proses penjemuran, padi-padi tersebut akan dijaga
dan diawasi.
Dari kejadian tersebut pernah
kita perhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru yang sering dilakukan oleh
masyarakat. Dari kekeliruan tersebut terdapat palajaran hidup, agar kita
sebagai manusia lebih mensyukuri nikmat yang diberikan oleh ALLAH .SWT.
Suatu hari terdapat kiseah
seorang seorang ayah dan anak yang sedang menjemur padi ditengah terik
matahari. Sang ayah yang sedang menjemur padi, sedangkan sang anak melihat
daridari kejauhan. Dari kejauhan sang anak terus memperhatikan sang ayah yang
sibuk menjemur padi. Setelah itu sang ayah duduk dan berisistirahat tanpa sadar
dia pun tertidur. Tiba tiba saat sang ayah tidur ada segerombol ayam yang
datang memakan padi yang sedang dijemur tersebut. Sontak sang ayah mengambil
galah panjang dan langsung mengusir sekelompok ayam tersebut.
Lalu sang anak langsung
menghampiri ayahnya, dan bertanya “yah, kenapa ayam-ayamnya di usir?”.
“Gaimana tidak, ayam-ayam
tadikan memakan padi yang telah kita tanam selama 4 bulan. Masa ayah diam saja
melihat padi kita dimakan?” tegas sang ayah menjawab pertanyaan sang anak.
Dengan sigap sang anak menambahkan
pertanyaan “Apakah ayam-ayam tadi memakan semua padi yang sedang di jemur,
yah...?”
“Tidak” jawab ayah.
“Lalu kenapa ayah mengusir
ayam-ayam tadi, padahal ayam-ayam tadi hanya mengambil sebikit rezki yang Allah
berikan, kenapa ayah sebegitu marahnya?” lanjut sang anak “padahal, padi yang
ayah tanam hanya satu kantong plastik, dan padi tersebut berubah menjadi
berkarung-karung padi. Ayam-ayam tadi hanya mengambi sedikit, mungkin tidak
sampai satu kentong yang perna ayah tanam.
Kemudian sang ayah sadar dan
langsung memeluk sang anak “Sungguh ayah selama ini hanya memikirkan pribadi,
padah Allah SWT sudah memberikan kepada ayah begitu bahayak limpahan rizki
tetapi, selama ini ayah tidak sadar dan sudah terlena dengan apa yang ayah
dapatkan. Terimakasih nak, sudah mengingatkan ayah tentang arti syukur.”
Mungkin pengalaman hidup ini akan
menjadi pelajaran yang bermanfaat dalam mensyukuri semua yang telah Allah SWT
berikan dalam hibup kita.
No comments:
Post a Comment