Saturday 4 April 2015

Bersyukur

BERSYUKUR
Oleh Sholihul Hady
Di Banyak daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia terdapat kebiasaan yang dapat kita jadikan sebagai pencerahan untuk kita renungkan bersama. Kebiasaan tersebut adalah kebiasaan menjemur padi, kebiasaan tersebut mereka lakukan selama masa panen berlangsung. Masyarat akan menjemur padinya di bawah terik matahari dan di tempat yang luas. untuk menjaga agar padi tersebut  tidak digangguan oleh hewan maka salam proses penjemuran, padi-padi tersebut akan dijaga dan diawasi.
Dari kejadian tersebut pernah kita perhatikan bahwa ada sesuatu yang keliru yang sering dilakukan oleh masyarakat. Dari kekeliruan tersebut terdapat palajaran hidup, agar kita sebagai manusia lebih mensyukuri nikmat yang diberikan oleh ALLAH .SWT.
Suatu hari terdapat kiseah seorang seorang ayah dan anak yang sedang menjemur padi ditengah terik matahari. Sang ayah yang sedang menjemur padi, sedangkan sang anak melihat daridari kejauhan. Dari kejauhan sang anak terus memperhatikan sang ayah yang sibuk menjemur padi. Setelah itu sang ayah duduk dan berisistirahat tanpa sadar dia pun tertidur. Tiba tiba saat sang ayah tidur ada segerombol ayam yang datang memakan padi yang sedang dijemur tersebut. Sontak sang ayah mengambil galah panjang dan langsung mengusir sekelompok ayam tersebut.
Lalu sang anak langsung menghampiri ayahnya, dan bertanya “yah, kenapa ayam-ayamnya di usir?”.
“Gaimana tidak, ayam-ayam tadikan memakan padi yang telah kita tanam selama 4 bulan. Masa ayah diam saja melihat padi kita dimakan?” tegas sang ayah menjawab pertanyaan sang anak.
Dengan sigap sang anak menambahkan pertanyaan “Apakah ayam-ayam tadi memakan semua padi yang sedang di jemur, yah...?”
“Tidak” jawab ayah.
“Lalu kenapa ayah mengusir ayam-ayam tadi, padahal ayam-ayam tadi hanya mengambil sebikit rezki yang Allah berikan, kenapa ayah sebegitu marahnya?” lanjut sang anak “padahal, padi yang ayah tanam hanya satu kantong plastik, dan padi tersebut berubah menjadi berkarung-karung padi. Ayam-ayam tadi hanya mengambi sedikit, mungkin tidak sampai satu kentong yang perna ayah tanam.
Kemudian sang ayah sadar dan langsung memeluk sang anak “Sungguh ayah selama ini hanya memikirkan pribadi, padah Allah SWT sudah memberikan kepada ayah begitu bahayak limpahan rizki tetapi, selama ini ayah tidak sadar dan sudah terlena dengan apa yang ayah dapatkan. Terimakasih nak, sudah mengingatkan ayah tentang arti syukur.”
Mungkin pengalaman hidup ini akan menjadi pelajaran yang bermanfaat dalam mensyukuri semua yang telah Allah SWT berikan dalam hibup kita.




No comments: